PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota diberikan kewenangan pemungutan Pajak dan Retribusi sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak medapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jenis objek pajak yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak bumu bangunan perdesaab dan perkotaan, dan bea perolehan hak katas tanah dan bangunan.

Dalam  mengelola  data penerimaan  retribusi dan  pajak  terdapat permasalahan yaitu proses penerimaan hanya  dicatat dalam buku penerimaan sehingga bagian administrasi kesulitan dalam  merekap  laporan setiap hari/bulannya  yang memungkinkan  terjadinya  kesalahan  manusia  (human  error) dalam  proses perekapannya. Untuk  meningkatkan  kinerja  dalam  proses  pengolahan  data  penerimaan  pajak dan  retribusi  daerah  tersebut  diperlukan  alat  bantu  komputer  dengan  perangkat  lunak  yang dirancang secara khusus untuk kepentingan hal tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan  dengan  pengolahan  data  penerimaan  pajak  dan  retribusi  daerah  perlu adanya pembngunan sistem E-Pendapatan di pemerintahan Kabupaten Kuantan Singingi yang akan dikelolah oleh Dinas Pendapatan Daerah. Oleh karena itu, Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian hadir dalam memberikan solusi bagaimana mengatasi masalah diatas. Sehingga dengan dibangunnya sistem E-Pendapatan diharapkan mampu menyelesaikan persoalan tersebut.

2. Batasan Masalah

Agar pembuatan sistem ini yang dilakukan lebih terarah maka perlu dilakukan pembatasan masalah pembuatan sistem. Berikut pembatasan masalah yang di bahas:

  1. Pembuatan sistem dilakukan di Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Kuantan Singingi.
  2. Sampel data yang digunakan dalam pengerjaan program ini adalah sebagian besar diambil dari Badan Pendapatan Daerah.
  3. Model yang digunakan untuk pengerjaan program ini menggunakan waterfall model.

3. Tujuan dan Manfaat

3.1 Tujuan

  1. Terciptanya sistem pengolahan data penerimaan pajak dan retribusi daerah pada Badan Pendapatan Daerah.
  2. Untuk menyediakan sarana administrasi guna  menunjang lancarnya kegiatan pengelolaan / pemungutan Pajak, Retribusi dan Penerimaan Sumber Lain-lain.
  3. Mempermudah dalam pencarian dan peng-input-an data yang berkaitan dengan data penerimaan pajak dan retribusi daerah serta mempermudah dalam pembuatan laporannya.

3.2 Manfaat

  1. Meningkatkan optimalisasi sistem pengelolaan pendapatan daerah di setiap tahunnya.
  2. Penyelenggaraan administrasi pengelolaan pendapatan daerah secara komputerisasi.
  3. Berfungsi sebagai penentuan anggaran dan realisasi pendapatan tahun berikutnya.
  4. Dapat mengurangi tingkat kebocoran Pajak dan Retribusi Daerah.
  5. Dapat meningkatkan pelayanan Wajib Pajak dan Wajib Retribusi.
  6. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah.
  7. Dapat menyajikan laporan dengan cepat dan akurat.

ANALISA DAN PERANCANGAN

A. Kebutuhan Software dan Hardware

1. Kebutuhan Software (Perangkat Lunak)

Untuk mendukung kelancaran sistem yang akan di implementasikan, maka diperlukan lunak (software). Adapun perangkat lunak yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

  1. Sistem Operasi Microsoft Windows 7 atau yang lebih tinggi.
  2. Bahasa pemrograman PHP.
  3. XAMPP Version 3.2.2.
  4. Database MySQL.
  5. Browser Mozilla Firefox.
  6. Microsoft Office 2010.
  7. Microsoft Office Visio 2010.

2. Kebutuhan Perangkat Keras

Selain membutuhkan perangkat lunak, sistem juga memerlukan perangkat keras agar sistem dapat digunakan. Adapun spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

  1. Processor dengan kecepatan proses 2.0GHz atau diatasnya.
  2. Harddisk dengan kapasitas 80GB atau diatasnya.
  3. Random Access Memory (RAM) 2 GB.
  4. Monitor 14 inch atau diatasnya.
  5. Keyboard dan/atau Mouse.

 

B. Perancangan

1. Perancangan Database
2. Perancangan Sistem

Permodelan rancangan sistem yang dgunakan adalah UML (Unified Modeling Language). Menurut Whitten dan Bentley (2007, p.381), Unified Modeling Language adalah kumpulan rancangan diagram untuk membangun sebuah sistem atau aplikasi yang dimana setiap diagram menyediakan sistem informasi kepada tim pengembang dengan berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. UML yang kami gunakan terdiri dari use case diagram, activity diagram, sequence diagram, state chart diagram, class diagram, technology diagram dan deployment diagram.

2.1 Perancangan Use Case Diagram
a. Admin
b. User

2.2 Perancangan Activity Diagram
a. Admin
b. User

3. Perancangan User Interface/Wireframe

3.1 Perancangan Output (user)
3.2 Perancangan Input (Admin)

 

C. Tahapan Pekerjaan

Langkah atau tahapan yang dilakukan dalam membangun dashboard eksekutif adalah sebagai berikut :

  1. Survey Tim pengguna aplikasi akan melakukan survey pendahuluan untuk melihat sejauh mana kebutuhan pengguna akan sistem yang akan dibangun, fasilitas yang akan dibangun, data-data yang akan dibutuhkan, Dll.
  2. Analisis dan perancangan sistem
  3. Analisis dan perancangan sistem dilakukan setelah melakukan proses survey. Analisis dan perancangan sistem meliputi kegiatan : penetapan alur data/dokumen, penetapan produser, perancangan database, perancangan form dan perancangan interface/dialog layar.
  4. Pembangunan sistem Setelah melakukan survey dan perancangan sistem selesai dilakukan, tahapan selanjutnya adalah pembangunan sistem, yang meliputi : pembuatan struktur database, pembuatan kode program/coding, pembuatan laporan
  5. Testing Sistem Sistem yang telah selesai dibuat akan diuji coba menggunakan data test sebelum sistem dijalankan. Dalam uji coba sistem ini akan diterapkan metode prototyping yaitu jika terjadi kesalahan/kekurangan baik proses ataupun output sistem, maka kesalahan tersebut akan diperbaiki/ditambahkan.
  6. Pelatihan (training) Pelatihan ini diberikan kepada operator pada satuan kerja dan operator serta administrator pada bagian kelengkapan/badan pengelola keuangan daerah. Pelatihan yang diberikan kepada operator meliputi penggunaan aplikasi dan trobleshooting secara umum, sedangkan pelatihan yang diberikan administrator meliputi penggunaan program secara keseluruhan, struktur database,sinkronisasi data dan trobleshooting secara mendetail.
  7. Implementasi Sistem Sistem akan dijalankan (running) jika sudah tidak ada permasalahan yang akan ditemukan dalam testing sistem. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika masih terdapat kekurangan karena terjadinya perubahan peraturan maupun kebijakan yang mengharuskan perancangan ulang.